Batur – Besakih dan Partai Solidaritas


“Daripada kamu rugi berjuang susah susah udah nyampe Pura Batur, sekalian aja langsung ke Besakih. Kapan lagi bisa?”

Linud, companion sekaligus komandan – Partai Solidaritas – saya dalam sejuknya jalur Kintamani lalu memecah keheningan, saya yang sedang konsentrasi mengatur nafas yang kocar kacir. Aseli, sungguh tubuh yang berdosa menanggung lemak jahat. Di paruh tanjakan jalur hutan pinus, saya masih bisa menghela nafas yang gelagapan dikacaukan tanjakan. Tapi setelahnya, kaki kaki saya tiba-tiba nyangkut, hehe niatnya masih banyak cuma mesinnya itu ngadat, alhasil saya mesti nuntun sepeda, berkali-kali di tanjakan hutan pinus Kintamani dan tanjakan terakhir sebelum tembus di Karangasem. Apa-apaan itu. Shameful!

Linud lalu mewejangi saya, kurang lebih saya sarikan seperti di atas. Baiklah saya pikirkan. Kami tiba di warung ikan Mujair Men Elli atau siapa gitu namanya, sekitar pukul 1.30 an. Dan singkat cerita, saya menolak untuk menyerah, dan saya tidak jadi ikut balik ke Denpasar bareng Sugeng. Voila, mulut saya jawab, saya akan lanjutin perjalanan ke Besakih. Untungnya ga lewat Menanga sih, kami berempat – Saya, Maha, Mbo Dwi dan Linud, lewat jalur kawasan Hutan Abang Agung.

Duh hutannya, cakep sekali Gusti.

Senang sekali rasanya punya companions – buddies yang sangat setia seperti mereka. Oksigen lagi ga mengalir bagus ke otak, jadi ceritanya singkat aja yak. Terima Kasih banyak banyak buat mereka bertiga, terutama Linud yang mau nuntun sepeda juga, mbayari kita makan, etc. Terima Kasih buat teman-teman lain, Sugeng, Lily, Uli, Tut Ayu. Sampai jumpa di trip berikutnya. :))

Salam sejuta kasih,

A.Ditha

image

image

image

image

image

image

image

image

One thought on “Batur – Besakih dan Partai Solidaritas

Leave a comment